Rabu, 11 Desember 2019

Sifat-Sifat Huruf Hijaiyyah


Sifat menurut bahasa adalah suatu keadaan yang menetap pada sesuatu yang lain. Menurut istilah adalah keadaan yang baru datang yang berlaku bagi suatu huruf yang dibaca tepat keluar dari makhrajnya.

Ahli qiraat berbeda pendapat dalam menetapkan jumlah sifat-sifat huruf hijaiyyah. Sebagian menetapkan sebanyak 19 sifat, dan sebagian lagi menetapkan 18 sifat, 17 sifat, 16 sifat 14 sifat, dan bahkan ada yang menetapkan 44 sifat.

Dari sifat-sifat huruf yang ada, maka tiap-tiap huruf hijaiyyah dalam Al-Qur’an paling sedikit mempunyai 5 sampai 7 sifat. Pada kesempatan ini kita bicarakan sebanyak 19 sifat-sifat huruf yang lebih umum dibicarakan oleh ahli qiraat. Kita bagi menjadi dua kelompok, yaitu :

I. Sifat-sifat huruf yang berlawanan sebanyak 5 sifat ditambah lawannya 5 sifat, sehingga seluruhnya menjadi 10 sifat, yaitu :
  1.  جَهْرٌ  (JAHAR) = Jelas,
  2. هَمْسُ  (HAMAS) = Samar
  3. شِدَّةٌ  (SIDDAH) = Kuat
  4. رَخَاوَةٌ  (RAKHAWAH) = Lunak
  5. اِسْتِعْلاَءٌ  (ISTI’LA’)= Terangkat
  6. اِسْتِفَالٌ  (ISTIFAL) = turun
  7. اِطْبَاقٌ  (ITHBAQ) = Tertutup
  8. اِنْفِتَاحٌ (INFITAH) = Terbuka
  9. اِصْمَاتٌ  (ISHMAT)= Diam 10 اِذْلاَقٌ  (IDZLAQ) = Lancar

I. Uraian 10 Sifat-Sifat Huruf Yang Berlawanan

جَهْرٌ  (JAHAR) = Jelas. Maksudnya ialah membunyikan huruf dengan tidak berdesis dan nafas tertahan, sehingga bunyi terdengar lebih jelas dan bersih. Hurufnya ada 19 yaitu :عَظُمَ وَزْنُ قَارِئٍ ذِيْ غَضٍّ جِدٍّ طَلَبَ

هَمْسُ  (HAMAS) = Samar. Maksudnya ialah membuinyikan huruf dengan berdesis dan nafas terlepas, sehingga bunyi huruf terdengar agak samar. Hurufnya ada 10 yaitu : فَحَثَّهُ شَخْصٌ سَكَتَ

شِدَّةٌ  (SIDDAH) = Kuat. Maksudnya ialah membunyikan huruf dengan suara tertahan dan lebih kuat tertahannya ketika mati atau waqaf. Hurufnya ada 8 yaitu : اَجِدُ قِطَّ بَكَتْ

رَخَاوَةٌ  (Rakhawah) = Lunak. Maksudnya ialah membunyikan huruf dengan suara terlepas, berlalu /berjalan beserta huruf itu. Hurufnya ada 16 yaitu : خُذْ غَثَّ حَظَّ فّضَّ شُوْصٍ زَيَ سَاهٍ

اِسْتِعْلاَءٌ  (ISTI’LA’)= Terangkat. Maksudnya ialah membunyikan huruf dengan mengangkat pangkal lidah ke langit-langit mulut, sehingga bunyi huruf menjadi lebih tinggi, tebal dan berat. Hurufnya ada 7 yaitu : خُصَّ ضّغْطٍ قِظْ

اِسْتِفَالٌ  (ISTIFAL) = turun. Maksudnya ialah membunyikan huruf dengan menurunkan pangkal lidah ke dasar lidah, sehingga bunyi huruf menjadi rendah, tipis dan ringan. Hurufnya ada 22 yaitu : ثَبَتَ عِزُّ مَنْ يُجَوِّدُ حَرْفَهُ اِنْ سَلَّ شَكَا

اِطْبَاقٌ  (ITHBAQ) = Tertutup. Maksudnya ialah membnyikan huruf dengan melengkungkan keliling lidah ke langit-langit mulut, sehingga bunyinya lebih besar dan berat. Hurufnya ada 4 yaitu : صَضْطَظَ

اِنْفِتَاحٌ  (NFITAH ) = Terbuka. Maksudnya ialah membunyikan huruf dengan pertengahan lidah terbuka (tidak melengkungkan keliling lidah ke langit-langit), sehingga bunyi huruf lebih kecil dan ringan. Hurufnya 25 yaitu: مَنْ اَخَذَ وَجَدَ سَعَةً فَزَكَا حَقٌّ لَهُ شُرْبُ غَيْثٍ

اِصْمَاتٌ  (ISHMAT)= Diam atau menahan. Maksudnya ialah membunyikan huruf dengan berat dan tertahan. Hurufnya ada 23 yaitu : جَزُّ غِشَّ سَاخِطٍ صَدَّ ثِقَةٍ اِذْوَعَظَهُ يَحُضُّكَ

اِذْلاَقٌ  (IDZLAQ) = Lancar, ujung atau tajam. Maksudnya ialah membunyikan huruf dengan ringan dan lancar. Hurufnya ada 6 yaitu : فَرَّ مِنْ لُبٍّ

II. Sifat-sifat huruf yang tidak berlawanan sebanyak 9 yaitu :
  1.  تَوَسُّطٌ  (TAWASSUTH) = Pertengahan antara Syiddah dan Rakhawah.
  2. لَيِّنٌ  (LAYYIN) = Lunak
  3. اِنْحِرَافٌ  (INHIRAF) = Condong.
  4. تَكْرِيْرٌ  (TAKRIR) = Mengulang-ulang.
  5. صَفِيْرٌ  (SHAFIR) = Siul/Seruit.
  6. تَفَشِّيْ  (TAFASY-SYI) = Menyebar.
  7. قَلْقَلَةٌ  (QALQALAH) = Goncang.
  8. اِسْتِطَالَةٌ  (ISTITHALAH) = Memanjang.
  9. غُنَّةٌ  (GHUNNAH) = Berdengung.

URAIAN 9 SIFAT-SIFAT  HURUF YANG TIDAK  BERLAWANAN.

 تَوَسُّطٌ  (TAWASSUTH) = Pertengahan antara Syiddah dan Rakhawah. Maksudnya ialah membunyikan huruf

لَيِّنٌ  (LAYYIN) = Lunak. Maksudnya ialah membunyikan huruf dengan lunak, lemah dan lembut, ketika huruf itu mati dan jatuh sesudah harakat fathah. Hurufnya ada 2 yaitu : _َوْ _َ يْ = خَوْفٌ – سَوْفَ – كَيْفَ  – اِلَيْكَ  –

اِنْحِرَافٌ  (INHIRAF) = Condong. Maksudnya ialah membunyikan huruf condong ke ujung lidah dengan sedikit melenturkan (melengkungkan) lidah. Hurufnya ada 2 yaitu : ل ر

تَكْرِيْرٌ  (TAKRIR) = Mengulang-ulang. Maksudnya ialah membunyikan huruf dengan lidah bergetar tidak lebih dari dua getaran. Apabila getarannya sampai tiga kali, maka tercelalah. Dan apabila sampai empat getaran, berarti huruf itu telah menjadi dua huruf. Hurufnya ada satu yaitu : ر

صَفِيْرٌ  (SHAFIR) = Siul atau seruit. Maksudnya ialah membunyikan huruf dengan berdesir bagaikan suara seruling. Hurufnya ada tiga, yaitu : ص ز س

تَفَشِّيْ  (TAFASY-SYI) = Menyebar. Maksudnya ialah membunyikan huruf dengan angin tersebar di mulut. Hurufnya ada satu, yaitu : ش

قَلْقَلَةٌ  (QALQALAH) = Goncang. Maksudnya ialah membunyikan huruf dengan concangan pada makhrajnya, sehingga terdengar pantulan suara yang kuat pada sat mati atau dimataikan karena berhenti (waqaf) Hurufnya ada lima, yaitu : قُطْبُ جَدٍ Qalqalah terbagi menjadi dua, yaitu :

a. قَلْقَلَةٌ صُغْرَى  (QALQALAH SHUGHRA), yaitu pantulan suara huruf qalqalah agak lebih kecil, karena huruf qalqalahnya itu mati asli berada di tengah-tengah kata atau kalimat. Contoh : يَقْبَلُ – يَطْبَعُ  – يَدْخَلُ – يَجْعَلُ – يَبْتَغُ

b. قَلْقَلَةٌ كُبْرَى  (QALQALAH KUBRA), yaitu pantulan suara huruf qalqalah agak lebih besar, karena huruf qalqalahnya itu sebenarnya hidup, tapi dimatikan ketika waqaf (menghentikan bacaan). Copntoh : قُلْ هُوَ اللهُ اَحَدٌ – اَللهُ الصَّمَدُ- لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ- وَلَمْ يَكُنْ لَّه كُفُوًااَحَدٌ  قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ- مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ- وَمِنْ شَرِّالنَّفَّاثَاتِ فِى الْعُقَدِ-وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ

اِسْتِطَالَةٌ  (ISTITHALAH) = Memanjang. Maksudnya ialah membunyikan huruf dengan memanjang di salah satu tepi pangkal lidah sampai ke depan. Hurufnya ada satu, yaitu :ض

غُنَّةٌ  (GHUNNAH) = Berdengung. Maksudnya ialah membunyikan huruf dengan suara berdengung yang keluar dari pangkal hidng. Hurufnya ada dua, yaitu : م ن

Wallohul Muwafiq ilaa Aqwmit Thoriq……


Artikel Sebelumnya : Mengenal Huruf Hijaiyyah


Sabtu, 07 Desember 2019

Memahami Makhorijul Huruf Hijaiyyah



Di dalam Kitab Al Mulakhosul Mufid fi Ilmit Tajiwid karya Syaikh Muhammad Ahmad Ma'bad رحمه الله تعالى, dapat kita kita temukan penjelasan sistematis dari kitab Tuhfatul Athfal dan Nadzhom Tajwid Muqoddimah Al Jazariyyah mulai halaman 66 bahwa :

Makhorijul huruf adalah merupakan tempat keluarnya huruf dalam melafalkan huruf al-Qur’an. Pengertian makhraj dari segi bahasa adalah tempat keluar. Sedangkan dari segi istilah makhraj diartikan tempat keluarnya huruf. Mengetahui tempat keluarnya huruf-huruf hijaiyyah adalah sangat penting karena hal ini menjadi dasar dalam melafadkan huruf hijaiyyah secara benar.

Pengertian di atas dapat dipahami bahwa makhraj merupakan tempat keluarnya huruf-huruf yang sudah ditentukan yaitu uruf hijaiyyah, dimana dalam membaca al-Qur’an makhorijul Qur’an harus diketahui dan benar-benar dipahami dalam rangka untuk menciptakan bacaan al-Qur’an yang baik dan benar.

Baca juga : Mengenal Huruf Hijaiyyah

Makhorijul Huruf ditinjau dari morfologi berasal dari Fi’il Madhi “خَرَجَ ” yang berarti “Keluar ”. Kemudian diikutkan wazan “مَفْعَل ٌ ” yang bershighat isim makan menjadi “مَخْرَجٌ ” yang berarti “Tempat Keluar ”. Bentuk jama’nya adalah “مَخَارِجُ الْحُرُوْفِ” yang berarti “Tempat-Tempat Keluar Huruf ”. Jadi “Makhorijul Huruf ” adalah “Tempat-Tempat Keluarnya Huruf ”.

Secara bahasa Makhraj artinya : مَوْضِعُ الْخُرُوْج ِ, yang berarti tampat keluar . Sedangkan menurut istilah , Makhraj adalah : اِسْمُ لِلْمَحَلِّ الَّذِى يُنْشَاءُ مِنْهُ الْحَرْفُ  , suatu nama tempat yang pada huruf dibentuk (diucapkan).

Pengertian di atas memiliki pengertian yang sama dengan defenisi sebelumnya, dimana Makhorijul Huruf adalah tempat-tempat keluarnya huruf pada waktu huruf-huruf itu dibunyikan.

Ketika membaca al-Qur’an, setiap huruf harus dibunyikan sesuai dengan Makhrajnya . Kesalahan dalam pengucapan huruf dapat menimbulkan perbedaan makna atau kesalahan arti pada bacaan yang sedang dibaca. Dalam kondisi tertentu, kesalahan ini bahkan dapat menyebabkan kekafiran apabila dilakukan dengan sengaja. Kesalahan Makhraj yang menyebabkan berubahnya arti misalnya Ha’ (ح) pada lafaz “الرَّحِيْم ُ ” yang artinya “Maha Penyayang ” pada kalimat basmalah yang terbaca Kha’ “الرَّخِيْم ُ” (خ) yang artinya “Suara Merdu ”. Maka jauhlah artinya dari apa yang dikehendaki Allah SWT.

Para ulama’ berbeda pendapat mengenai jumlah makhraj huruf hijaiyyah. Mayoritas ulama’ mengikuti pendapat Al-kholil Bin Ahmad, pendapat ini juga diikuti oleh Imam Ibnu Al-jazary. Mereka berpendapat bahwa makhraj huruf hijaiyyah yang khusus ada 17 tempat, sedangkan yang umum ada 5 tempat, yaitu :

1. AL JAUF (rongga mulut), yakni celah panjang yang berada di belakang tenggorokan   sampai ke mulut. Keluar darinya huruf-huruf mad yaitu ا و ي
Terkumpul dalam kalimat : نوحيها – أونينا – أتجا د لونني

2. AL HALQ (tenggorokan) , yang terbagi menjadi 3 bagian:
  • Tenggorokan bagian bawah, keluar darinya huruf ء dan ه
  •  Tenggorokan bagian tengah, keluar darinya huruf ح dan ع
  •  Tenggorokan bagian atas, keluar darinya huruf غ dan خ

3. AL LISAAN (lisan), dibagi menjadi 10 bagian :
  • Pangkal lisan dengan langit-langit atas, keluar darinya huruf ق
  • Bawah pangkal lisan dengan langit-langit atas, keluar darinya huruf ك
  • Tengah lisan dengan langit-langit atas, keluar darinya huruf ش , ي dan ج
  • Salah satu tepi lisan sampai pada ujungnya berpapasan dengan langit-langit atas, keluar darinya    huruf ل
  • Tepi lisan bertemu dengan gigi geraham dan langit langit atas, keluar darinya huruf ض
  • Ujung lisan di bawah makhroj ل bertemu dengan bagian atas dari langit-langit atas, keluar darinya huruf ن
  • Punggung lisan denga gusi atas, keluar darinya huruf ر
  • Ujung lisan dengan antara ujung dua gigi atas dan bawah [ dengan tetap ada lubang [celah] diantara keduanya yaitu antara ujung lisan dan 2 gigi atas dan bawah], keluar darinya huruf ص , س dan ز
  • Ujung lisan bertemu dengan pangkal dua gigi atas, keluar darinya huruf ط  ,د dan ت
  • Ujung lisan bertemu dengan ujung dua gigi atas, keluar darinya huruf ث , ذ dan ظِ

4. ASY SYAFATAIAN (kedua bibir), yang terbagi menjadi 4 bagian :
  • Perut bibir bawah bertemu dengan ujung dua gigi atas, keluar darinya hurufف
  • Bertemunya antara bibir atas dan bawah dengan sedikit menekan, keluar darinya huruf ب
  • Bertemunya antara bibir atas dan bawah dengan menekan sedikit lebih ringan, keluar darinya huruf م
  • Bertemunya antara bibir atas dan bawah namun ada sedikit rongga, keluar darinya huruf و

5. AL KHOYSYUUM [Batang hidung], keluar darinya sifat ghunnah/mendengung, yaitu mim dan nun yang bertasydiid, urutannya ada 5 yaitu : Syiddah, Naaqis, bighunnah, Ikhfa’, Sukun Berharokat 

Adapun tempat-tempat keluarnya huruf secara rinci ada 17 :
1.       Rongga mulut (huruf mad yang tiga : ا،و،ي)
2.       Pangkal tenggorokan  ء،ه
3.       Tengah tenggorokan
4.       ع،حUjung tenggorokan غ،خ
5.       Pangkal lidah paling belakang ق
6.       Pangkal lidah sedikit ke depan ك
7.       Tengah lidah dengan langit-langit ج،ش،ي
8.       Sisi lidah bertemu geraham atas ض
9.       Dibawah sisi lidah setelah dhad ل
10.    Ujung lidah setelah lam ن
11.    Ujung lidah setelah nun ر
12.    Ujung lidah bertemu gusi atas ط،د،ت
13.    Ujung lidah bertemu ujung gigi depan yang atas ظ،ذ،ث
14.    Ujung lidah diantara gigi atas dan gigi bawah (lebih dekat ke bawah)ص،س،ز
15.    Bibir bawah bagian dalam bertemu ujung gigi atas ف
16.    Dua bibir و،ب،م
17.    Rongga hidung (ghunnah/ dengung)

Syeh Syamsuddin Abul Khair Muhammad bin Muhamad bin Muhammad bin Ali bin Yusuf Al-Jazary Ad-Dimasyqi Asy-Syafi'I dalam kitabnya Matan Al-Jazariyah (متن الجزرية) mengatakan :

مَخَارِجُ الْحُرُوفِ سَبْعَةَ عَشَرْ ۞ عَلَى الَّذِي يَخْتَارُهُ مَنِ اخْتَبَرْ
لِلْجَوِفِ : أَلِفٌ وَأُخْتَاهَا ،وَهِي ۞ حُرُوفُ مَدٍّ لِلْهَوَاءِ تَنْتَهِي
ثُمَّ لِأَقْصَى الْحَلْقِ: هَمْزٌ هَاءُ ۞ وَمِنْ وَسَطِهِ : فَعَيْنٌ حَاءُ
أَدْناهُ : غَيْنٌ خَاؤُهَا ،وَالْقافُ: ۞ أَقْصَى اللِّسَانِ فَوْقُ ،ثُمَّ الْكَافُ
أَسْفَلُ ، والْوَسْطُ: فَجِيمُ الشِّينُ يا ۞ وَالضَّادُ : مِنْ حَافَتِهِ إذْ وَلِيا
الَاضْراسَ مِنْ أَيْسَرَ أوْ يُمْناها ۞ وَاللَّامُ : أَدْنَاها لِمُنْتَهَاهَا
وَالنُّونُ :مِنْ طَرَفِهِ تَحْتُ اجْعَلُوا ۞ وَالرَّا : يُدَانيِهِ لِظَهْرٍ أَدْخَلُ
وَالطَّاءُ وَالدَّالُ وَتَا : مِنْهُ  وَمِنْ ۞ عُلْيَا الثَّنايا ، والصَّفِيْرُ : مُسْتَكِنّ
مِنْهُ وَمِنْ فَوْقِ الثَّنايا السُّفْلَىٰ ۞ وَالظَّاءُ وَالذَّالُ وَثا : لِلْعُلْيا
مِنْ طَرَفَيْهِمَا ، وَمِنْ بَطْنِ الشَّفَهْ : ۞ فَالْفَا مَعَ اطْرافِ الثَّنَايَا الْمُشْرِفَهْ
لِلشَّفَتَـيْـنِ الْــوَاوُ بَــاءٌ مِـيْــمُ ۞ وَغُـنَّــةٌ مَخْـرَجُـهَـا الخَـيْـشُـومُ

Artikel Sebelumnya : Mengenal Huruf Hijaiyyah

Baca Juga : Kitab Tuhfatul Athfal Fi Tajwidil Qur’an


Rabu, 04 Desember 2019

Mengenal Huruf Hijaiyyah

بسم الله الرّحمن الرّحيم
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ الْعَزِيْزُ الْعَلَّامْ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّداً خَيْرَ الْأَنَامِ. اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً تَمْلَأُ الْأَكْوَانَ مِنْ يَوْمِنَا هَذَا إِلَى يَوْمِ الْقِيَامِ، وَهُوَ الَّذِيْ أَنْزَل َ اللهُ اِلَيْهِ الْقُرْآنَ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَان. أمّا بعد :

Sebagaimana kita ma’lumi bersama bahwa kitab suci agama Islam yaitu Al Qur’an Al Kariim adalah kitab suci yang di turunkan dengan berbahasa arab, Firman Allah Ta’ala dalam Al Qur’an :
وَكَذَلِكَ أَنْزَلْنَاهُ حُكْمًا عَرَبِيًّا وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُمْ بَعْدَمَا جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ مَا لَكَ مِنَ اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَا وَاقٍ
“Dan demikianlah, Kami telah menurunkan Al Quran itu sebagai peraturan (yang benar) dalam bahasa Arab. Dan seandainya kamu mengikuti hawa nafsu mereka setelah datang pengetahuan kepadamu, maka sekali-kali tidak ada pelindung dan pemelihara bagimu terhadap (siksa) Allah.” (QS. Ar-Ra’du (13) ayat ke-37).

Al Qur’an sebagai pedoman dan rujukan hukum yang utama dalam Islam memiliki banyak keistimewaan bagi siapa yang mempelajari, membaca, menghayati terlebih lagi mengamalkannya. Oleh karena Al Qur’an berbahasa Arab maka dalam mempelajarinya harus terlebih dahulu mengenal dan memahami huruf hijaiyyah sebagai huruf yang digunakan dalam Al Qur’an dengan baik dan benar.

Penguasaan huruf Hijaiyyah bagi generasi Islam cukup penting. Lahirnya para Hafidz dan hafidzah, ahli tafsir, dan pakar transliterasi pun diawali dengan mengenal huruf hijaiyyah. Bahkan, hal yang paling sederhana bagi seseorang untuk mendapat hikmah Al Qur’an adalah dengan mengenal huruf hijaiyyah.

Huruf huruf hijaiyyah adalah huruf alfabet yang berasal dari Arab. Huruf hijaiyyah dan cara bacanya memiliki aturan urutan yang berbeda dengan terminologi abjad. Walaupun Alquran diturunkan dengan huruf hijaiyyah bukan berarti hanya ditujukan oleh orang-orang Arab saja, tetapi bagi seluruh umat Islam di seluruh dunia termasuk umat islam di Indonesia.

Jumlah huruf Hijaiyah tak jauh beda dengan huruf latin. Jika huruf latin terdiri dari 26 huruf, yakni huruf A sampai Z. Sedangkan huruf hijaiyyah terdiri dari 29 huruf, yakni huruf alif sampai ya. Sebagaimana tertulis :
Apabila Makhroj ا (Alif) = ء (Hamzah) maka jumlah hurufnya menjadi 28 huruf
Berikut ini cara membaca Huruf Hijaiyyah berdasarkan transliterasi Indonesia :


Bagi yang sedang belajar Al Qur'an agar mendapatkan ke fasihan atau ketepatan pengucapan huruf huruf Hijaiyyah harus mengikuti atau mendengarkan langsung kepada seorang (Guru) yang dapat memberikan contoh Makhorizul Huruf dengan baik.

Menurut Al hafidz Ibnu Katsir RA dalam tafsirnya, ayat-ayat pembuka dalam Al Quran pun memiliki makna, antara lain berupa nama-nama Allah SWT. Hal ini sebagaimana riwayat Ibnu Jurair dari Ibnu Mas’ud, dia berkata “huruf hijaiyyah adalah nama Allah yang besar,”. Selain itu, Ibnu Abbas berkata, “Alif lam mim, tha sin mim, min nun dan yang serupa adalah sumpah yang dengannya Allah bersumpah, yaitu termasuk nama-nama Allah”.

Wallohul muwafiq ilaa aqwamit Thoriq….


Selasa, 03 Desember 2019

Kitab Tuhfatul Athfal (Hukum Bacaan Mim Mati)



اَحْــــكَـامُ الْـمِـــيْـــمِ الـسَّـــاكِــــنَــــــةِ
HUKUM BACAAN MIM MATI (SUKUN)

وَالْمِــيْــمُ اِنْتَـسْكُنْ تَـجِى قَــبْــلَ الْحِــجَـــا۞ لَا أَلِـــــفٍ لَــــــــــيِّــــــــنَــــــةٍ لِـــذِى الْـحِــــــجَــــــــا
Dan Mim saat sukun yang berada sebelum huruf hijaiyyah, selain Alif layyinah bagi orang yang pandai,

اَحْـــكَـــامُــهَـــا ثَــــلَاثَــــــــــةٌ لِــمَـــــنْ ضَـــــبَـــــــطْ۞إِخْــفَـــــــــاءُنِادْغَـــــــــامٌ وَاِظْــهَــــارٌ فَــــقَـــطْ
Hukum-hukumnya ada 3 (tiga) bagi siapa saja yang ingin membacanya dengan tepat. Yaitu ikhfa, idgham, dan izh-har saja.

Apabila ada mim mati (sukun) bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah maka ada tiga hukum bacaan, ikhfa’ syafawi, idgham mitslain ma`al ghunnah (idgham shaghir) dan idzhar syafawi.

فَـــــالْأَوَّلُ اْلإِخْـــفَـــــاءُ عِــــنْــــدَ الْــــبَـــــاءِ۞وَسَــــمِّــــهِ الـشَّــفْـــــــــوِيَّ لِـلْــقُــــــــــرَّاءِ
Hukum Mim mati yang pertama adalah ikhfa, yakni saat Mim mati bertemu dengan huruf Ba. Dinamakan ikhfa syafawi menurut ahli qiraah.

Disebut dengan ikhfa syafawi karena ikhfa ini terjadi pada makhraj bibir (syafatan),
juga untuk membedakan dengan ikhfa hakiki pada Nun mati dan tanwin.
Contoh bacaan ikhfa’syafawi :
چــونــتـــوه بـچـــأن
ميم ماتى برتمو باء اخفاء شفوى )اِنَّ رَبَّـــــهُمْ بِـــهِمْ(
ميم ماتى برتمو باء اخفاء شفوى )تَرْمِــيْـهِمْ بِـحِجَــارَةٍ(
ميم ماتى برتمو باء اخفاء شفوى )مَـنَـامُـكُـمْ بِـالـلَّــيْــلِ(
ميم ماتى برتمو باء اخفاء شفوى )لَسْتَ عَـلَــيْـهِمْ بِـمُـصَـيْـطِــرٍ(
ميم ماتى برتمو باء اخفاء شفوى )مِنْ وَرَاۤئِــهِـمْ بَـــرْزَخٌ(

وَالــثَّــــانِــى اِدْغَـــــــــامٌ بِـمِــثْــلِــهَـــا أَتَى۞وَسَـــمِّ اِدْغَـــامًـــــا صَـــغِــــيْـــرًا يَـــافَــــــتَى
Kedua: adalah bacaan idghammitslain ma`al ghunnah (idghamshaghir), yaitu ketika mim mati bertemu dengan mim.

Contoh bacaan idghammitslain:
چــونــتـــوه بـچـــأن
ميم ماتى برتمو ميم ادغام مثلين )لَـهُمْ مَا يَــشَـــاۤءُوْنَ(
ميم ماتى برتمو ميم ادغام مثلين )فَـهُمْ مُسْـتَــهْـــزِؤُوْنَ(
ميم ماتى برتمو ميم ادغام مثلين )اِنْ كُــنْــتُــمْ مُــؤْمِــنِــيْنَ(
ميم ماتى برتمو ميم ادغام مثلين )فَهَــلْ اَنْـــتُـمْ مُـنْــتَــهُــوْنَ(

وَالــثَّــالِثُ الْإِظْهَارُ فِى الْــبَـقِــيَّـــةْ۞مِنْ اَحْــرُفٍ وَسَـمِّهَاالشَفْوِيَّــةْ
Ketiga: adalah bacaan idzhar, yaitu ketika mim mati bertemu dengan selain huruf ba’ (ب) dan mim (م). Dan dinamakan idzhar syafawi.

Contoh bacaan idzhar syafawi:
چــونــتـــوه بـچـــأن
ميم ماتى برتمو الف اظهار شفوي )لَـهُمْ اٰلِـهَـــةٌ(
ميم ماتى برتمو تاء اظهار شفوي )اَنْــتُـمْ تُـحْــبَرُوْنَ(
ميم ماتى برتمو ثاء اظهار شفوي )عَالِــيَـهُمْ ثِــيَابٌ(
ميم ماتى برتمو جيم اظهار شفوي )لَـهُمْ جَــهَـــنَّــمُ(
ميم ماتى برتمو حاء اظهار شفوي )عَــنِــتُّــمْ حَــرِيْــصٌ(
ميم ماتى برتمو خاء اظهار شفوي )ذٰلِكُمْ خَــيْرٌ (
ميم ماتى برتمو دال اظهار شفوي )لَكُمْ دِيْــنُكُمْ(
ميم ماتى برتمو ذال اظهار شفوي )فَهُمْ ذَاكِرُوْنَ(
ميم ماتى برتمو راء اظهار شفوي )لَــهُمْ رَسُوْلٌ(
ميم ماتى برتمو زاء اظهار شفوي )بَــيْــنَهُمْ زُبُــرًا(
ميم ماتى برتمو سين اظهار شفوي وَمِنْ )خَـلْـفِـهِمْ سَـدًّا(
ميم ماتى برتمو شين اظهار شفوي )اَنْــتُمْ شَامِــــدُوْنَ(
ميم ماتى برتمو صاد اظهار شفوي )كُـــنْـــتُمْ صَادِقِيْنَ(
ميم ماتى برتمو ضاد اظهار شفوي )اَنْ يُضِلَّـهُمْ ضَلَالًا(
ميم ماتى برتمو طاء اظهار شفوي )مِـنْهُمْ طَــاۤئِـــفَـــةٌ(
ميم ماتى برتمو ظاء اظهار شفوي )اَنْــتُمْ ظَالِـمُــوْنَ(
ميم ماتى برتمو عين اظهار شفوي )جَــزَاۤءُهُمْ عِنْــدَ رَبِّـهِمْ(
ميم ماتى برتمو غين اظهار شفوي )اَبْصَارِهِمْ غِشَاوَةٌ(
ميم ماتى برتمو فاء اظهار شفوي )وَلَــكُمْ فِــيْهَا مَا تَـدَّعُــوْنَ(
ميم ماتى برتمو قاف اظهار شفوي )وَيَــزِيْــدَكُمْ قُـــوَّةً(
ميم ماتى برتمو كاف اظهار شفوي )فَجَعَلَــهُمْ كَــعَصْفٍ(
ميم ماتى برتمو لام اظهار شفوي )اِنَّ سَعْــيَكُمْ لَشَــتَّى(
ميم ماتى برتمو نون اظهار شفوي )وَلَا يَــنْـفَـعُـكُمْ نُصْحِيْ(
ميم ماتى برتمو واو اظهار شفوي )اَنْـــتُـمْ وَاَزْوَاجُـكُـمْ(
ميم ماتى برتمو هاء اظهار شفوي )هَــاۤ اَنْـــتُـمْ هٰۤـــؤُلَاۤءِ(
ميم ماتى برتمو ياء اظهار شفوي _اَلَـمْ يَـجْعَـــلْ(

وَاحْذَرْلَدَى وَاوٍ وَفَاأَنْ تَـخْــتَــفِى۞لِــقُــرْبِـهَاوَالْإِتِّـحَــادِ فَــاعْـــــــرِفِ
Dan berhati-hatilah jangan sampai menyamarkan huruf Mim saat bertemu huruf Wawu dan Fa, disebabkan dekatnya makhraj huruf Fa dengan Mim dan samanya makhraj huruf Wawu dan Mim, maka perhatikanlah.

Ketika ada mim mati bertemu dengan wawu (و) atau fa’ ( ف ) maka tidak boleh dibaca ikhfa’ syafawi walaupun sifat dan makhraj-nya berdekatan(hampir sama).