﷽
الحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ جَعَلَ التّقْوَى خَيْرَ
الزَّادِ وَاللِّبَاسِ وَأَمَرَنَا أَنْ تَزَوَّدَ بِهَا لِيوْم الحِسَاب اَشْهَدُ
أَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ رَبُّ النَّاسِ
وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا حَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ المَوْصُوْفُ
بِأَكْمَلِ صِفَاتِ الأَشْخَاصِ. اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُوْلاً نَبِيًّا، وَعَلَى آلِهِ
وَصَحْبِهِ أجمعين وسَلّمْ تَسليمًا كَثِيرًا ، أَمَّا بَعْدُ ،
Seorang
ulama besar al-Imam al-Hafiz al-Syeikh Syihabuddin Ahmad bin ‘Ali bin Muhammad
bin Ahmad al-‘Asqalani al-Syafi-‘I atau yang terkenal dengan (Ibnu Hajar
al-'Asqalani) (lahir 773 H/1372 M wafat 852 H/1449 M) dalam muqoddimah
kitabnya Munabbihat ‘Ala al-Isti’dad li Yaumil Ma’ad yang kemudian
diberikan Syarah oleh al-Sheikh al-‘Allamah Abu Abd al-Mu’thi Muhammad
Nawawi bin ‘Umar al-Banteni al-Jawi wafat (25 Syawal 1314 H/1897 M)
dengan judul kitab Nasho-ihul-‘Ibad fi Bayan Alfaz Munabbihat
‘Ala al-Isti’dad li Yaumil-Ma’ad.
Mengutip sebuah hadist Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh imam Ibnu Majah ra
عَنِ ابْنِ عُمَرَ، أَنَّهُ قَالَ : كُنْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ ـ صلى
الله عليه وسلم ـ فَجَاءَ رَجُلٌ مِنَ الأَنْصَارِ فَسَلَّمَ عَلَى النَّبِيِّ ـ
صلى الله عليه وسلم ـ ثُمَّ قَالَ
Dari Ibnu
‘Umar, ia berkata, “Aku pernah bersama Rasulullah SAW, lalu seorang Anshar
mendatangi beliau, ia memberi salam dan bertanya,.
يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ الْمُؤْمِنِينَ أَفْضَلُ قَالَ : أَحْسَنُهُمْ
خُلُقًا. قَالَ فَأَىُّ الْمُؤْمِنِينَ أَكْيَسُ قَالَ : أَكْثَرُهُمْ لِلْمَوْتِ
ذِكْرًا وَأَحْسَنُهُمْ لِمَا بَعْدَهُ اسْتِعْدَادًا أُولَئِكَ الأَكْيَاسُ
“Wahai
Rasulullah, orang mukmin manakah yang paling utama?” Beliau menjawab, “Orang
yang paling baik akhlaknya.” Orang itu bertanya lagi, “Mukmin manakah yang
paling cerdas?” Beliau menjawab, “Orang yang paling banyak mengingat mati dan
paling banyak baik persiapannya menghadapi kehidupan setelah mati. Mereka
itulah orang-orang yang paling cerdas.” (HR. Ibnu Majah).
Dalam hadist
yang lain Rosulalloh SAW memperjelas tentang الكَيِّسُ
عن أبي يعلى شداد بن أوس - رضي الله عنه - ، عن النَّبيّ - صلى الله عليه
وسلم - ، قَالَ : الكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ ، وَعَمِلَ لِمَا بعدَ المَوتِ ،
والعَاجِزُ مَنْ أتْبَعَ نَفْسَهُ هَواهَا وَتَمنَّى عَلَى اللهِ. [رواه الترمذي]
Artinya :
Dari Abu
Ya'la yaitu Syaddad bin Aus r.a. dari Nabi SAW., sabdanya: "Orang yang
cerdas - berakal - ialah orang yang memperhitungkan keadaan dirinya dan suka
beramal untuk mencari bekal sesudah matinya, sedangkan orang yang lemah ialah
orang yang dirinya selalu mengikuti hawa nafsunya dan mengharap-harapkan
kemurahan dari Allah tanpa beramal shaleh." (HR. At-Tirmidzi)
Allah Ta’ala memerintahkan kita untuk mengevaluasi dan mencela diri atas kekurangan kita dalam melakukan ketaatan dan amal shalih. Allah berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا
قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
“Hai
orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri
memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (Akhirat), dan
bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan.” (QS. Al-Hasyr: 18).
حَاسِبُوا أَنْفُسَكُمْ قَبْلَ أَنْ تُحَاسَبُوا، وَانْظُرُوا مَاذَا
ادْخَرْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ مِنَ الأَعْمَالِ الصَّالِحَةِ لِيَوْمِ مَعَادِكُمْ
وَعَرَضَكُمْ عَلَى رَبِّكُمْ
“Hisablah
diri kalian sebelum kalian dihisab. Lihatlah apa yang telah kalian siapkan
untuk diri kalian berupa amal shalih untuk hari di mana kalian akan kembali dan
setiap amal kalian akan dihadapkan kepada Allah.”
Oleh karenanya, mengingat persinggahan di dunia ini begitu singkat sudah barang tentu manusia harus pandai memanfaatkan waktunya. Jangan sampai ia menunda-nunda amal shalih yang sebenarnya bisa ia kerjakan dengan segera.
Rosulalloh SAW bersabda :
عَنْ
ابْنِ عُمَرْ رضي الله عَنْهُمَا قَالَ: أَخَذَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم
بِمَنْكِبَيَّ فَقَالَ: كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيْبٌ أَوْ عَابِرُ
سَبِيْلٍ. وَكاَنَ ابْنُ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا يَقُوْلُ: إِذَا
أَمْسَيْتَ فَلاَ تَنْتَظِرِ الصَّبَاحَ، وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلاَ تَنْتَظِرِ
الْمَسَاءَ، وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ، وَمِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ
Dari Ibnu
Umar radhiallahuanhuma berkata: Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam memegang
pundak kedua pundak saya seraya bersabda: Jadilah engkau di dunia seakan-akan
orang asing atau pengembara“, Ibnu Umar berkata: Jika kamu berada di sore hari
jangan tunggu pagi hari, dan jika kamu berada di pagi hari jangan tunggu sore
hari, gunakanlah kesehatanmu untuk (persiapan saat) sakitmu dan kehidupanmu
untuk kematianmu“ (HR Bukhari).
Oleh karena kita tidak mengerti kapan dan dimana kita akan kembali menghadap kepada Allah Ta’ala, maka kita manfaatkan betul kehidupan dunia yang singkat ini untuk memperbanyak perbekalan menuju perjalanan yang masih sangat jauh itu.
Mu’min
yang cerdas akan meniatkan segala aktifitasnya untuk beribadah kepada Allah Ta’ala
dan tidak membiarkan satu kegiatan pun menjadi sia-sia tanpa nilai dihadapan-Nya.
Bahkan seorang Mu’min yang cerdas selalu berupaya agar bisnis dan pekerjaan
dunia yang ia jalani tidak melalaikannya dari mengingat Allah Ta’ala
sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an,
فِي بُيُوتٍ أَذِنَ اللَّهُ أَنْ تُرْفَعَ وَيُذْكَرَ فِيهَا اسْمُهُ
يُسَبِّحُ لَهُ فِيهَا بِالْغُدُوِّ وَالْآَصَالِ ,رِجَالٌ لَا تُلْهِيهِمْ
تِجَارَةٌ وَلَا بَيْعٌ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ
الزَّكَاةِ يَخَافُونَ يَوْمًا تَتَقَلَّبُ فِيهِ الْقُلُوبُ وَالْأَبْصَارُ
“Bertasbih
kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan
disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan waktu petang, laki-laki yang
tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari
mengingati Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang, dan (dari) membayarkan
zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan
menjadi goncang.” (QS. An-Nuur: 36-37)
Semoga kita semua dijadikan seorang hamba yang mendapatk Rohmat dan petunjuk serta diberikan kekuatan untuk dapat memanfaatkan setiap kesempatan menjadi amal sholih sebagai persiapan kita menuju tempat kembali. Aamiin yaa robbal ‘aalamiin.
Wallohul muawfiq ilaa aqwamit thoriq
Wasalamu’alaikum Warohmatulli wabarokatuh
Jaka
Suganda
Majelis
Atsaqofiy
Di tukil
dari berbagai sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar